Lulus SPMB?
Harus itu!
Tidak lulus SPMB?
Bagus itu!
Apanya yang bagus?
Tidak lulus SPMB kok dibilang bagus!
Tidak lulus SPMB itu bagus. Bahkan tidak lulus SPMB dapat menjadi lebih bagus lagi bila kita menyikapinya dengan benar. Yang menjadikan tidak lulus SPMB sebagai hal buruk adalah sikap orang yang menghadapinya.
Sikap paling buruk yang membuat tidak lulus SPMB menjadi buruk adalah mengganti istilah tidak lulus dengan istilah GAGAL. Gagal memiliki makna konotatif yang negative. Kamu tidak gagal. Mungkin kamu hanya tidak lulus saja. Tidak lulus itu tetap bagus.
Bagaimana dengan kebalikannya, apakah lulus SPMB berarti tidak bagus? Jelas, lulus SPMB pasti bagus. Apalagi bila kita menyikapinya dengan tindakan positif, pasti menjadi lebih bagus lagi. Bersyukur atas kelulusan SPMB, itu sikap yang bagus. Berkomitmen menyelesaikan studi dengan baik di perguruan tinggi, itu sikap yang bagus. Dan masih banyak sikap bagus lainnya yang perlu kita lakukan ketika lulus SPMB.
Dengan sikap yang tepat inilah, SPMB akan selalu menjadi anugerah bagi kita. Lulus mau pun tidak lulus. Tetapi bila sikap seseorang salah, SPMB akan menjadi musibah. Lulus mau pun tidak lulus.
Mari kita bersikap positif terhadap SPMB, mulai saat ini juga. Mari kita berikan ucapan SELAMAT yang hangat bagi teman-teman kita yang lulus SPMB. Dan mari kita beri dukungan moral bagi teman-teman kita yang tidak lulus SPMB tahun ini. Masih ada kesempatan untuk mengikuti SPMB tahun depan. Atau mungkin mereka menemukan jalan sukses yang lain!
Lulus SPMB: Jembatan ke Tanah Masa Depan
Tahun 1930an para tokoh Indonesia kebingungan. Mereka ingin Indonesia merdeka. Tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara mengurus sebuah negara bila sudah merdeka. Siapa yang akan menjadi pemimpin? Siapa yang akan menjadi menteri? Siapa yang akan mengurus rakyat? Dengan hukum apa negara berdiri? Dan seterusnya, dan seterusnya. Sampai akhirnya ada yang mengusulkan, sebaiknya Indonesia tidak usah merdeka. Daripada repot-repot, mendingan tetap saja Indonesia dijajah Belanda.
Seorang pemuda, dengan semangat membara, mengusulkan Indonesia harus merdeka. Kemerdekaan adalah jembatan yang mengantarkan rakyat Indonesia ke tanah masa depan. Kita tidak harus membebani diri dengan berbagai macam cara mengurus negara sebelum meraih kemerdekaan itu. Yang terpenting kita harus meraih kemerdekaan itu dulu. Setelah merdeka, marilah kita gunakan seluruh kemampuan kita, bersama-sama, untuk mengelola Indonesia yang adil dan makmur.
Kemerdekaan adalah jembatan yang mengantar kita ke tanah masa depan itu. Semangat pemuda tersebut akhirnya menular kepada para pejuang lain. Dan mendorong sebuah perjuangan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Indonesia merdeka, pemuda itu jadi presiden pertama: Ir Soekarno. Setelah merdeka, tugas tidak berarti sudah selesai. Tugas sebenarnya justru baru dimulai: mengelola Indonesia adil makmur.
Lulus SPMB adalah jembatan yang mengantar kita ke tanah masa depan. Kita telah berjuang habis-habisan agar lulus SPMB. Setelah lulus SPMB, bukan berarti tugas sudah selesai. Tugas sebenarnya justru baru dimulai: belajar dan lulus dari perguruan tinggi. Tugas yang lebih penting lagi juga menanti: berkontribusi kepada masyarakat.
Focal Point Belajar di Perguruan Tinggi
Sekarang, mari kita diskusikan tanah masa depan kita: perguruan tinggi. Agar kita dapat sukses di perguruan tinggi, kita perlu memiliki fokus yang jelas. Fokus ini kita sebut sebagai focal point . Bila kita benar-benar berkomitmen kepada focal point ini, kita akan meraih sukses di perguruan tinggi, bahagia dalam kehidupan, dan bermakna.
Berikut ini adalah focal point belajar di perguruan tinggi:
Personal Growth; pertumbuhan personal. Manfaatkan kehidupan perguruan tinggi sebagai wahana untuk menumbuhkan pribadimu menjadi matang. Terus teguk ilmu, asah intelektualitas, kuatkan karakter. Perguruan tinggi adalah sumber ilmu yang tiada habis-habisnya. Kita harus memiliki strategi belajar yang tepat agar dapat menyerap ilmu dengan baik dan menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Untuk strategi belajar yang baik, silakan membaca buku saya Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum, atau buku-buku lain yang sejenis.
Spiritual. Sukses kita menjadi lebih bermakna bila memiliki nilai spiritual. Kembangkan terus aspek spiritual. Dekatkan diri pada tuhan. Pelajari agama dengan seksama. Libatkan diri dalam kegiatan yang bermakna spiritual. Belajar di perguruan tinggi dapat kita maknai sebagai sebuah misi spiritual.
Social. Peduli terhadap kehidupan sosial. Terus asah kepedulian kita kepada kehidupan sosial. Proses belajar kita, karir kita, misi kita, harus kita arahkan agar memberi kontribusi positif bagai kehidupan sosial bersama. Banyak kegiatan kampus yang menumbuhkan kepedulian sosial kita.
Business & Career. Persiapkan karir atau bisnis kita sejak awal memasuki perguruan tinggi. Apakah Anda akan berkarir sebagai profesional? Atau Anda lebih tertarik menjadi pengusaha pemilik bisnis? Atau Anda lebih tertarik jadi pejabat?
Family; keluarga. Terus jaga hubungan baik dengan anggota keluarga. Terutama bagi yang jauh dengan orang tua, harus pandai-pandai menjaga silaturahmi. Anda juga perlu bersiap-siap untuk membina rumah tangga Anda sendiri. Anda sudah mulai dewasa. Belajarlah dan berkomitmenlah untuk membina keluarga yang harmonis.
Money & Investment; uang & investasi. Hanya karena seseorang sukses karir atau bisnis tidak berarti menjamin keuangannya juga sukses. Banyak orang karir sukses tetapi keuangan hancur. Karir dan uang adalah dua hal yang berbeda. Makanya kita harus belajar mengelola uang dengan baik. Bahkan kita juga perlu belajar strategi investasi dengan baik.
Health; kesehatan. Anda sudah remaja, menjelang dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Bila terlanjur sudah tua, apakah Anda sesehat sekarang? Jangan tunggu terlanjur tua. Jaga kesehatan sejak muda, sejak sekarang. Pilihlah makanan bergisi, sehat, tidak cukup sekedar lezat. Atur waktu istirahat Anda. Dan berolahragalah dengan teratur.
Bila kita berfokus pada 7 focal point di atas, kita akan meraih sukses di perguruan tinggi mau pun dalam kehidupan nyata. Focal point ini berlaku bagi Anda yang lulus SPMB mau pun yang tidak lulus SPMB. Ini juga berlaku bagi Anda yang sedang kuliah atau yang sudah bergelar sarjana. Semoga sukses, bahagia, dan meraih hidup bermakna.
Tidak Lulus SPMB: Memanggil Kreativitasmu
Tahukah Anda, banyak tokoh-tokoh sukses ternyata tidak lulus SPMB? (Atau tes masuk perguruan tinggi pada masanya). Walt Disney tidak lulus SPMB. Terbukti Disney sukses dengan mendirikan perusahaan Disney. Thomas Edison juga tidak lulus SPMB. Terbukti ia sukses dengan banyak penemuan yang bermanfaat. Bahkan orang paling jenius abad 20, Albert Einstein, juga tidak lulus SPMB. Hanya saja Einstein mendapat ijin kuliah bersyarat karena kebaikan seorang profesor. Agym juga tidak lulus SPMB. Terbukti ia sukses dengan manajemen qolbunya.
Lulus SPMB bukanlah segalanya. Tidak lulus SPMB juga bukan musibah. Tidak lulus SPMB tetap dapat menjadi anugerah bagi kita. Yang terpenting adalah kita menyikapinya dengan positif.
Mengharapkan semua siswa lulus SPMB adalah tidak masuk akal. Tidak masuk akal. Sekali lagi tidak masuk akal. Tahun 2006, peserta SPMB sekitar 300 ribu orang. Daya tampung perguruan tinggi negeri sekitar 100 ribu orang. Pasti 200 ribu orang tidak lulus SPMB. Memang selalu lebih banyak yang tidak lulus SPMB. Tidak lulus SPMB adalah sebuah panggilan bagi Anda untuk lebih kreatif.
Ada dua jenis cara berpikir. Pertama, berpikir konvergen; berpikir dengan mengarah pada satu arah yang jelas. Kedua, berpikir divergen; berpikir dengan arah beragam. Orang-orang kreatif selalu mahir berpikir secara divergen. Seseorang yang tidak lulus SPMB memiliki peluang besar untuk berpikir divergen. Banyak pilihan yang dapat Anda lakukan ketika tidak lulus SPMB.
Pertama, bersiap mengikuti SPMB tahun depan. Bukankah Anda menjadi lebih pengalaman?
Kedua, kuliah di perguruan tinggi swasta. Banyak perguruan tinggi swasta berkualitas hebat.
Ketiga, kuliah di luar negeri. Bukankah tampak keren, kuliah di luar negeri.
Keempat, kuliah di Universitas Terbuka. Anda akan memiliki fleksibilitas yang tinggi.
Kelima, langsung berbisnis atau berkarir. Berarti Anda memulai bisnis lebih awal dari teman-teman Anda yang masih kuliah. Ini membuka peluang sukses yang lebih besar.
Dan lain-lain.
Masih banyak yang dapat kita lakukan ketika tidak lulus SPMB. Kita tetap dapat menjadi orang sukses, bahagia, dan hidup bermakna. Yang terpenting adalah kita harus tetap fokus. Tetaplah berkomitmen pada focal point Anda. Semoga berhasil!
*** agus NGGERmanto
(edisi cetak dari artikel ini dapat dilihat pada Newsletter IZI edisi 3 - Agustus 2006 dan dapat diperoleh di IZI Consulting Jl. Ambon 19 Bandung)
Thursday, August 24, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment